Alquran Terjemahan Bahasa Ternate Masuk Dalam Skala Prioritas untuk Diterbitkan, Begini Penjelasan Kepala Puslitbang Lektur Kemenag
TERNATE – Setelah berhasil menerbitkan 28 Alquran terjemahan bahasa dalam bahasa daerah, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, kembali menargetkan bakal menerbitkan empat Alquran terjemahan bahasa daerah.
Hal ini disampaikan Kepala Puslitbang Lektur, Prof Dr HM Isom, M.Ag, saat membuka kegiatan pembahasan Alquran terjemahan bahasa Ternate, yang berlangsung di Safirna Golden Hotel Ternate, Rabu (23/10/2024) malam.
“Di tahun 2024 ini ada empat Alquran yang kami proses, yakni Alquran terjemahan bahasa Ternate, Kupang, Palangkaraya, dan Betawi,” terangnya
Dia menjelaskan, penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Selain itu, menurut dia, penerjemahan Alquran juga bagian yang tak terpisahkan dari jihad kebudayaan serta melestarikan bahasa daerah.
Untuk itu, lanjut dia, Puslitbang Lektur Kemenag memiliki dua agenda penting yang sebagai skala prioritas, yakni pemajuan kebudayaan, serta membumikan Alquran, agar Alquran bisa dipahami oleh penutur bahasa asli pada setiap daerah.
“Kita ingin Alquran ada proses penerjemahan ke dalam bahasa daerah, supaya para penutur yang menggunakan bahasa ibu mudah memahami, menghayati, dan sekaligus bisa mengamalkan isi dan nilai-nilai dalam Alquran,” jelasnya
“Bahasa itu adalah refleksi dari rasa, karsa dan cipta kita, karena sebagai kebudayaan terefleksikan dalam bahasa. Nah, pemajuan kebudayaan dalam hal ini pelestarian bahasa menjadi niscaya,” sambungnya
Dia mengungkapkan, dari 28 Alquran terjemahan dalam bahasa daerah, hingga saat ini, pihaknya telah men-digitalkan sebanyak 10 bahasa daerah pada aplikasi Play Store.
Sementara, 18 Alquran terjemahan diupayakan untuk didigitalkan, agar nantinya memudahkan masyarakat untuk mengakses dan mempelajarinya.
“Sudah bisa di download melalui Play Store dengan keyword (kata kunci, red) Quran Kemenag,” ucapnya
Sementara itu, ketua tim penerjamahan Alquran dalam bahasa Ternate, Dr Sahjad M Aksan, M.Phil mengatakan, pihaknya mengundang sejumlah tokoh penting pada kegiatan pembahasan Alquran terjemahan bahasa Ternate, dengan tujuan meminta masukan terkait proses penerjemahan Alquran.
“Mereka diundang sebagai narasumber untuk membedah hasil terjemahan al-qur’an yang sudah dilakukan oleh tim penerjemah,” ujarnya
Sahjad mengungkapkan, kegiatan penerjemahan Alquran dalam bahasa Ternate, pihaknya menghimpun sejumlah tokoh masyarakat pada sejumlah kelurahan di kota Ternate, seperti dari kelurahan Togafo, Takome, Tubo, Dufa-Dufa, serta tokoh masyarakat di pulau Hiri.
“Kami merevisi tim penerjemah dan memasukan sejumlah, di antaranya Rafli Marwan, S.Pd., M.Pd dari Pulau Hiri, Ardian H Harun, S.Pd (Takome), Sucipto, S.H (Dufa-Dufa), Junaidi Abas, S.Pd (Togafo), serta tenaga IT, Asmarani Pratama Y Hadad, S.Kom,” ungkapnya
Mantan Wakil Rektor IAIN Ternate bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama periode 2014-2018) ini memastikan bahwa, pihaknya berupaya semaksimal mungkin agar penerjemahan Alquran dalam bahasa Ternate rampung sesuai target yang sampaikan pihak Puslitbang Lektur Kemenag.
Meski begitu, menurut dia penerjamahan Alquran ke dalam bahasa daerah harus dilakukan secara teliti, agar terhindar dari kesalahan. Lantaran, penerjemahan yang dilakukan tidak menggunakan aksara Arab, melainkan memakai aksara Indonesia dengan bahasa Ternate.
“Insha Allah, akan kami percepat, karena kalimat-kalimat yang dipakai pada setiap surah hampir sama persis. Jadi, dengan kesamaan itu, kami yakin bakal memudahkan kami untuk melakukan terjemahan pada 15 juz terakhir,” pungkasnya.
Hal ini disampaikan Kepala Puslitbang Lektur, Prof Dr HM Isom, M.Ag, saat membuka kegiatan pembahasan Alquran terjemahan bahasa Ternate, yang berlangsung di Safirna Golden Hotel Ternate, Rabu (23/10/2024) malam.
“Di tahun 2024 ini ada empat Alquran yang kami proses, yakni Alquran terjemahan bahasa Ternate, Kupang, Palangkaraya, dan Betawi,” terangnya
Dia menjelaskan, penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Selain itu, menurut dia, penerjemahan Alquran juga bagian yang tak terpisahkan dari jihad kebudayaan serta melestarikan bahasa daerah.
Untuk itu, lanjut dia, Puslitbang Lektur Kemenag memiliki dua agenda penting yang sebagai skala prioritas, yakni pemajuan kebudayaan, serta membumikan Alquran, agar Alquran bisa dipahami oleh penutur bahasa asli pada setiap daerah.
“Kita ingin Alquran ada proses penerjemahan ke dalam bahasa daerah, supaya para penutur yang menggunakan bahasa ibu mudah memahami, menghayati, dan sekaligus bisa mengamalkan isi dan nilai-nilai dalam Alquran,” jelasnya
“Bahasa itu adalah refleksi dari rasa, karsa dan cipta kita, karena sebagai kebudayaan terefleksikan dalam bahasa. Nah, pemajuan kebudayaan dalam hal ini pelestarian bahasa menjadi niscaya,” sambungnya
Dia mengungkapkan, dari 28 Alquran terjemahan dalam bahasa daerah, hingga saat ini, pihaknya telah men-digitalkan sebanyak 10 bahasa daerah pada aplikasi Play Store.
Sementara, 18 Alquran terjemahan diupayakan untuk didigitalkan, agar nantinya memudahkan masyarakat untuk mengakses dan mempelajarinya.
“Sudah bisa di download melalui Play Store dengan keyword (kata kunci, red) Quran Kemenag,” ucapnya
Sementara itu, ketua tim penerjamahan Alquran dalam bahasa Ternate, Dr Sahjad M Aksan, M.Phil mengatakan, pihaknya mengundang sejumlah tokoh penting pada kegiatan pembahasan Alquran terjemahan bahasa Ternate, dengan tujuan meminta masukan terkait proses penerjemahan Alquran.
“Mereka diundang sebagai narasumber untuk membedah hasil terjemahan al-qur’an yang sudah dilakukan oleh tim penerjemah,” ujarnya
Sahjad mengungkapkan, kegiatan penerjemahan Alquran dalam bahasa Ternate, pihaknya menghimpun sejumlah tokoh masyarakat pada sejumlah kelurahan di kota Ternate, seperti dari kelurahan Togafo, Takome, Tubo, Dufa-Dufa, serta tokoh masyarakat di pulau Hiri.
“Kami merevisi tim penerjemah dan memasukan sejumlah, di antaranya Rafli Marwan, S.Pd., M.Pd dari Pulau Hiri, Ardian H Harun, S.Pd (Takome), Sucipto, S.H (Dufa-Dufa), Junaidi Abas, S.Pd (Togafo), serta tenaga IT, Asmarani Pratama Y Hadad, S.Kom,” ungkapnya
Mantan Wakil Rektor IAIN Ternate bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama periode 2014-2018) ini memastikan bahwa, pihaknya berupaya semaksimal mungkin agar penerjemahan Alquran dalam bahasa Ternate rampung sesuai target yang sampaikan pihak Puslitbang Lektur Kemenag.
Meski begitu, menurut dia penerjamahan Alquran ke dalam bahasa daerah harus dilakukan secara teliti, agar terhindar dari kesalahan. Lantaran, penerjemahan yang dilakukan tidak menggunakan aksara Arab, melainkan memakai aksara Indonesia dengan bahasa Ternate.
“Insha Allah, akan kami percepat, karena kalimat-kalimat yang dipakai pada setiap surah hampir sama persis. Jadi, dengan kesamaan itu, kami yakin bakal memudahkan kami untuk melakukan terjemahan pada 15 juz terakhir,” pungkasnya.