post-image

Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama untuk Mahasiswa, LP2M IAIN Ternate Hadirkan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

TERNATE – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Ternate, melalui Pusat Kajian Terapan Masyarakat Islam Kepulauan dan Moderasi Beragama, menggelar kegiatan sosialisasi penguatan moderasi beragama untuk mahasiswa IAIN Ternate.

Kegiatan yang dipusatkan di auditorium IAIN Ternate tersebut, dibuka secara resmi oleh wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerja sama, Dr Mubin Noho, M.Ag, dan diikuti oleh 100 mahasiswa.

Pelaksanaan sosialisasi penguatan moderasi beragama berlangsung selama dua hari, yakni 31 Oktober sampai 1 November 2024, dengan menghadirkan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar, Dr H Saprillah, S.Ag., M.Si sebagai narasumber, sedangkan sebagai fasilitator yakni Apt. Alwiah Nuh Syarif, S.Farm., M.Si.

Wakil rektor IAIN Ternate bidang kemahasiswaan dan kerja sama, Dr Mubin Noho, saat membuka kegiatan mengatakan, IAIN Ternate kerap kali melaksanakan kegiatan sosialisasi penguatan moderasi bergama bagi tenaga pendidik dan kependidikan, serta mahasiswa.

Dia mengungkapkan, sebelum dibentuk Pusat Kajian Terapan Masyarakat Islam Kepulauan dan Moderasi Beragama di LP2M, kegiatan sosialisasi moderasi beragama dilaksanakan oleh rumah moderasi beragama IAIN Ternate.

“Jadi, intinya bahwa kegiatan ini adalah bertujuan memberi pemahaman kepada kita semua, khususnya mahasiswa IAIN Ternate tentang menerapkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat terutama di kampus,” terang Mubin, Kamis (31/10/2024).

Dia menjelaskan, kegiatan sosialisasi moderasi bergama bagi mahasiswa memang penting dilakukan, lantaran mahasiswa di IAIN Ternate saat ini bukan hanya beragama Islam, melainkan juga dari non-muslim.

Sehingga, penguatan moderasi beragama menjadi keharusan untuk menjaga kelangsungan interaksi antarmahasiswa di kampus, serta mereka dapat menerapkan nilai-nilai moderasi beragama di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Untuk itu, dia mengharapkan kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan sosialisasi moderasi beragama, harus benar-benar serius dan memetic sebanyak mungkin ilmu yang disampaikan oleh narasumber, agar nantinya berbagi ilmu kepada mahasiswa pada setiap fakultas.

“Karena, dari 100 mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini merupakan keterwakilan pada setiap fakultas, jadi kami harapkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti kegiatan ini, nanti dapat berbagi ke teman-teman yang tidak sempat mengikuti kegiatan sebagai penguatan moderasi beragama di kampus dan di masyarakat,” pintanya

Sedangkan Kepala LP2M IAIN Ternate Dr Muhammad Zein, M.Pd menjelaskan jauh sebelum program penguatan moderasi beragam digulirkan kementerian agama, toleransi beragama di provinsi Maluku Utara sudah berjalan sangat baik.

Dia menilai, masyarakat Maluku Utara terdiri dari beragam etnis dengan dua pemeluk agama mayoritas yaitu Islam dan Kristen, memiliki pandangan yang sama soal menjaga keberagaman.

Keharmonisan di masyarakat, lanjut dia, tidak bisa terlepas dari keberadaan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, yang menghimpun masyarakat dan menjalankan kegiatan untuk penguatan interaksi beragama, maupun pelestarian kearifan lokal.

“Seperti di kabupetan Halmahera Utara dan Halmahera Barat, walaupun mereka memeluk agama yang berbeda, tapi pada hakikatnya adalah mereka bersaudara, atas dasar inilah kehidupan mereka berlangsung secara baik tanpa terjadi gesekan,” jelasnya

“Di Halmahera Utara, keluarga dari istri saya, ada yang sebagai pemeluk agama Kristen, ada juga Islam, dan interaksinya berlangsung secara baik,” imbuhnya

Menurut dia, keharmonisan yang terbangun dari interaksi pada lembaga sosial kemasyarakatan itulah, yang kemudian menghadirkan kekuatan besar untuk tetap menjaga tali persaudaraan antarmasyarakat yang berbeda keyakinan.

“Keberadaan lembaga adat yang menghimpuan masyarakat berbeda keyakinan dalam menjalankan kegiatan sosial, saya maknai sebagai suatu proses di mana kegiatan sosial yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat beragama, sehingga dapat merekatkan kehidupan sosial beragama hingga saat ini walaupun sempat terjadi gejolak-gejolak kecil,” terangnya

Sementara itu, Kepala Pusat Kajian Terapan Masyarakat Islam Kepulauan dan Moderasi Beragama, LP2M IAIN Ternate, Dr Mustamin Gilling, M.Fil.I mengungkapkan, pihaknya menggelar kegiatan sosialisasi moderasi beragama sebagai bentuk tanggunggjawab untuk memberi penguatan nilai-nilai moderasi beragama kepada mahasiswa, agar mahasiswa senantiasa menjunjung prinsip-prinsip dasar dalam beragama.

Menurut dia, setiap tahun pasti menghadirkan persoalan-persoalan baru seputar moderasi beragama, sehingga narasumber yang dihadirkan dapat memberi pencerahan kepada mahasiswa terkait penguatan moderasi beragama.

“Jika ada persoalan-persoalan baru, terkait moderasi beragama, memerlukan informasi, klarifikasi, dan penjelasan lebih terinci, harapannya tentu dapat menghilangkan berbagai deviasi dan distrosi yang melahirkan kesalapahaman terkait moderasi beragama,” katanya

Dia menjelaskan, dalam kehidupan term (ketentuan, red) agama dan beragama seringkali masyarakat salah memahami, sehingga terjadi deiviasi dan distorsi (penyimpangan fakta, red) pada cara mengamalkan ajaran agama.

“Konflik antarpenganut agama kerap muncul, ketika beragama dimaknai secara mutlak, sebagai sebuah agama lalu saling memaksakan klaim kebenaran atas cara beragama yang beragam itu kepada pihak-pihak lain dengan tindakan kekerasan,” jelasnya

Karena itu, moderasi beragama, lanjut dia, adalah penawar atas konflik semacam itu, selain itu, menurut dia, moderasi beragama juga merupakan solusi untuk mengatasi problematika kehidupan umat beragama, sehingga melalui kegiatan sosialisasi moderasi, diharapkan dapat mengejawantahan (mewujudkan, melaksanakan, memanisfestasikan, red) moderasi beragama dalam kehidupan beragama yang damai dan harmonis.

“Saat ini, beragama dan umat beragama seolah berdiri sendiri-sendiri, dan saling memunggungi, padahal agama dihadirkan oleh Tuhan agar umat manusia dapat beragama sesuai esensi ajaran agama,” tutupnya.

Sekadar diketahui, mahasiswa yang mengikuti kegiatan sosialisasi penguatan moderasi beragama, merupakan utusan dari fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, fakultas Syar’ah, fakultas ekonomi dan bisnis Islam, dan fakultas ushuluddin adab dan dakwah,(*)