post-image

Mahasiswa FUAD IAIN Ternate Jalin Silahturahmi dengan Jojau Kesultanan Tidore dan Beda Buku Borero Gosimo

TERNATE – Mahasiswa fakultas ushuluddin adab dan dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, bersama dosen pembimbing sekaligus penulis buku Borero Gosimo, Usman Nomay berkunjung ke kedaton kesultanan Tidore pada Minggu (27/4/2025).

Dalam kunjungan tersebut, selain bertujuan bersilahturahmi dengan perangkat adat kesultanan Tidore, mereka juga menggelar acara bedah buku Borero Gosimo bersama Jojau kesultanan Tidore Amin Faroek.

Dosen pembimbing mahasiswa FUAD dan penulis buku Borero Gosimo, Usman Nomay ketika ditemui di kampus IAIN Ternate, Senin (28/4/2025) pagi mengatakan, kunjungan ke kedaton Tidore agar mahasiswa mengetahui cerita-cerita tentang sejarah kesultanan Tidore, terlebih kiprah sultan Sultan Saidul Jehad Muhammad el Mabus Amirudin Syah Kaicil Paparangan atau Sultan Nuku dan Sultan Zainal Abidin Syah.

“Ada dua agenda dalam kunjungan ke kedaton kesultanan Tidore, yaitu silahturahmi dan bacarita buku,” katanya.

“Mereka (mahasiswa, red) juga berkunjung dan melihat dari dekat makam sultan Nuku dan sultan Zainal Abidin Syah,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, mahasiswa FUAD IAIN Ternate, khususnya program studi sejarah peradaban Islam (SPI) kerap melaksanakan penelitian sejarah pada empat kesultanan di Maluku Utara.

Untuk itu, kunjungan ke kedaton kesultanan Tidore, mahasiswa kata dia, ingin lebih dekat dengan Jojau kesultanan Tidore, sehingga saat mereka melakukan penelitian sejarah, nantinya lebih mudah mengakses informasi dari Jojau kesultanan Tidore.

Selain itu, lanjut dia, dalam acara bedah buku Borero Gosimo, mahasiswa juga dapat mengetahui secara jelas terkait isi buku, yang tak lain merupakan pesan-pesan bijak para leluhur untuk masyarakat kota Tidore Kepulauan.

Menurut dia, dengan memahami pesan-pesan bijak atau Borero Gosimo, nantinya mahasiswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena, Borero Gosimo, kata dia, pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan pesan di dalam Alquran dan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

“Prinsipnya, yang mereka pahami dari pesan-pesan bijak yang ditulis dalam buku, nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya. (*)